SEOUL -Anggota militer Korea Utara(Korut)yang tengah melakukan aktivitas di sekitar garis demarkasi militer (MDL), kembali melanggar area tersebut pada Kamis (20/6).

Kepala Staf Gabungan (JCS) menyatakan bahwa sejumlah anggota militer Korut yang tengah melakukan pekerjaan di zona demiliterisasi kembali melintasi kawasan MDL sejauh 20 meter pada pukul 11.00 hari Kamis pagi.

"Setelah militer Korea Selatan(Korsel)mengeluarkan tembakan peringatan dan peringatan lisan, anggota militer Korutmundur ke wilayahnya,"lapor JCS.

Militer Korutsebelumnya juga melanggar MDL pada tanggal 9 dan 18 Juni lalu, dan segera mundur setelahmiliter Korselmengeluarkan tembakan peringatan dan peringatan lisan.

Anggota militer Korutyang melintasi MDL kali ini tengah melakukan pekerjaan sambil mendekati area MDL, dan terus melakukan pekerjaan mereka sampai malam hari setelah mundur ke Korut.

Korut diketahuiterus melanjutkan berbagai aktivitas seperti pemasangan ranjau, perbaikan jalan, pemasangan penghalang anti-tank, dan lainnya sejak bulan April lalu. Di tengah aktivitas tersebut, turut menimbulkan banyak korban jiwa akibat ledakan ranjau darat.

Militer Korselmenganalisis bahwa aktivitas militer Korutdilaksanakan untuk membatasi aksi pembelotan dari masyarakatnya atau militer Korutke Korsel, sehingga memperketat pengawasan dan kontrol internal.

Selain itu, Korut juga tengah memasang penghalang antitank setinggi 4 hingga ratusan meter di empat lokasi.Komando PBB (UNC) menyatakan bahwa aktivitas militer Koruttampaknya tidak berhubungan dengan peningkatan daya militer.

Dialog Menlu

Sementara itu dilaporkan bahwaMenteri Luar Negeri Korsel,Cho Tae-yul,telahmengadakan pembicaraan via telepon dengan MenluAmerika Serikat(AS),AntonyBlinken, di New York pada Kamismalamwaktu setempat, untuk membahas langkah lanjutan terkait hasil pertemuan antara Korutdan Russia.
Kementerian Luar Negeri Korselmenyatakan pada Jumat (21/6) bahwa kedua menteri itu mengkritik keras penandatanganan perjanjian kemitraan strategis dan komprehensif antara Korutdan Russia, serta kesepakatan peningkatan kerjasama militer dan ekonomi antara kedua negara tersebut yang sangat mengancam kestabilan dan perdamaian di Semenanjung Korea.

MenluCho menekankan bahwa segala bentuk kerjasama yang dapat meningkatkan kekuatan militer Korutadalah bentuk pelanggaran resolusi Dewan Keamanan PBB. Ia kemudian menjelaskan bahwa Korseldan AS harus melakukan kerjasama secara yang erat untuk memimpin langkah lanjutan dunia internasional.
MenluBlinken kemudian mengatakan bahwa dirinya mendukung pengambilan langkah keamanan yang adil dalam menghadapi ancaman Korutserta akan terus melakukan kerjasama dengan Korselyang berbasis pada hubungan aliansi dua negara.

Ditambahkan pulabahwaAS juga akan mempertimbangkan kembali berbagai langkah secara aktif untuk menghadapi ancaman Russia dan Korutyang mengganggu perdamaian internasional termasuk Semenanjung Korea.

Kedua pihakpunsepakat untuk tetap memantau perkembangan dan situasi terkini serta berupaya untuk meningkatkan kerjasama keamanan antara Korsel, AS, dan Jepang, sambil memperkuat komitmen sistem pencegahan yang diperluas AS terhadap sekutunya di Asia.AFP/KBS/I-1

Baca Juga: